Monday, May 10, 2010

Geothermal, The Suitable Energy for Indonesia

Geothermal adalah sumber energi yang terkandung di dalam perut bumi. Energi ini pada umumnya berasosiasi dengan keberadaan gunung api. Jauh di bawah gunung api tersebut terdapat magma, yaitu material sangat panas yang berasal dari dalam perut bumi. Magma merupakan sumber panas utama dari sistem geothermal. Ketika kondisi geologis memungkinkan, sebagian magma ini naik ke permukaan dan berada pada kedalaman yang relatif dangkal. Jika pada formasi batuan tempat magma tersebut berada terdapat infiltrasi air permukaan (meteoric water), misalnya air hujan yang meresap jauh ke dalam tanah, maka air ini akan menyapu batuan yang telah terpanaskan oleh magma. Air ini selanjutnya juga akan terpanaskan dan menjadi medium pembawa energi. Pada tekanan dan temperatur tertentu, air panas ini dapat berubah menjadi uap panas sehingga terbentuklah reservoir dominasi uap, dimana temperatur biasanya berada di kisaran 240 derajat celcius. Jika hanya sebagian kecil dari air panas tadi yang berubah menjadi uap, maka yang terbentuk adalah reservoir dominasi air, dimana temperatur biasanya sekitar 260-310 derajat celcius. Sistem reservoir satu fasa air dengan temperatur moderat (125-225 deg C) dapat saja ditemukan, hal ini bergantung kepada intensitas magma (heat source) dan juga kondisi geologis di sekitar reservoir tersebut.


Air panas atau uap panas (fluida termal) yang terdapat di dalam reservoir geothermal dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik dengan cara melakukan pengeboran (drilling) dan mengalirkan fluida termal tersebut ke permukaan. Energi panas yang dikandung oleh fluida termal ini selanjutnya digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Turbin selanjutnya akan menggerakkan generator sehingga dihasilkan energi listrik.


Indonesia merupakan negara dengan potensi geothermal terbesar di dunia. Menurut data Badan Geologi, sekitar 27.000 Megawatt sumber daya (resources) geothermal atau sekitar 40% dari sumber daya geothermal dunia berada di Indonesia. Sebagian besar sumber daya ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera, dan sebagian lagi terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, dan Papua.



Lapangan Panasbumi Wayang Windu (2008)




Apa saja keuntungan energi geothermal?



1. Relatif Bersih

Geothermal merupakan sumber energi ramah lingkungan. Penggunaan geothermal atau panas bumi sebagai pembangkit listrik menghasilkan emisi CO2 yang relatif jauh lebih kecil dibandingkan pembakaran batu bara atau pun minyak bumi dan gas alam.

2. Suistainable

Berbeda dengan sumber energi fosil, geothermal merupakan sumber energi yang berkelanjutan. Dengan penerapan manajemen yang baik (with proper management), keberlangsungan produksi reservoir lapangan geothermal dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

3. Mudah

Pembangkit listrik geothermal relatif tidak membutuhkan lahan yang luas untuk berproduksi. Untuk Indonesia, sumber energi geothermal umumnya terletak di daerah pegunungan. Dan selama proses produksi berlangsung, lahan di sekitarnya masih dapat dimanfaatkan, misalnya untuk perkebunan teh sebagaimana yang terdapat di Lapangan Geothermal Wayang Windu, Jawa Barat.

4. Fleksibel

Pembangkit listrik geothermal dapat didesain secara modular. Artinya, penambahan unit pembangkit listrik dapat dilakukan sewaktu-waktu kebutuhan listrik meningkat.


Bagaimanakah cara mengkonversi energi geothermal menjadi energi listrik?



Gambar hanyalah ilustrasi dan simplifikasi.  

Proses konversi sumber daya geothermal menjadi energi listrik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1).

Fluida termal di bawah permukaan bumi dialirkan ke permukaan bumi melalui sumur produksi, pada gambar di atas ditunjukkan oleh panah merah.

2).

Setelah melewati serangkaian proses pemurnian, uap murni (dryness 100%) dari fluida tersebut selanjutnya dialirkan ke turbin untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Turbin ini selanjutnya akan menggerakkan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Energi listrik selanjutnya didistribusikan ke konsumen.

3).

Fluida yang keluar dari turbin otomatis akan menjadi relatif lebih dingin karena telah kehilangan energi panasnya. Fluida ini dialirkan ke kondensor untuk selanjutnya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir dengan menggunakan sumur injeksi, pada gambar di atas ditunjukkan oleh panah biru.


Bagaimana perkembangan energi geothermal atau panas bumi di Indonesia?


Tujuh lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di Indonesia saat ini (2010) adalah: Kamojang dengan kapasitas terpasang saat ini 200 MW, Darajat dengan kapasitas terpasang saat ini 260 MW, Wayang Windu dengan kapasitas terpasang saat ini 227 MW, Awibengkok – Gunung Salak denga kapasitas terpasang saat ini 377 MW, Dieng dengan kapasitas terpasang saat ini 60 MW, Lahendong dengan kapasitas terpasang saat ini 60 MW, dan Sibayak dengan kapasitas terpasang saat ini 12 MW.

Beberapa lapangan yang saat ini dalam proses menuju pengembangan adalah: Sungai Penuh di Jambi, Lumut Balai di Sumatera Selatan, Hululais di Bengkulu, Ulubelu di Bandar Lampung, Tangkuban Parahu di Jawa Barat, dan Kotomobagu di Sulawesi Utara.

Dalam blue print pengembangan panas bumi Indoensia, pada tahun 2014 mendatang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dari lapangan Muara Labuh, Sumatera Barat, akan mulai beroperasi.


Penulis: Robi Irsamukhti

Copyleft
Silahkan mengutip, mengkopi bahkan menge-teh, dan menyebarkan materi ini selama menyebutkan penulis dan sumbernya.


3 comments:

  1. "jika kondisi geologis memungkinkan, sebagian magma ini dapat naik ke permukaan dan menetap pada kedalaman yang relatif dangkal."
    berapa kedangkalannya itu??
    50km dbwh permukaan laut atau bgmn???

    ReplyDelete
  2. @rahmi yufithria

    Dalam istilah kebumian, "kedangkalan" yang Anda maksud di atas tetap disebut sebagai "kedalaman (depth)". Untuk membedakan antara yang dalam dengan yang dangkal maka digunakanlah pengertian relatif, artinya dibandingkan terhadap yang lainnya. Pada sistem geotermal, misalnya sistem vulkanik hidrotermal, magma terdapat pada kedalaman yang relatif dangkal dibandingkan dengan magma yang terdapat di daerah sekitarnya yang bukan daerah geotermal, sehingga dapat dikatakan bahwa daerah tersebut mengalami anomali termal.

    Selanjutnya pada kedalaman berapa magma tersebut dapat ditemukan sangat bergantung pada Setting Geologi di daerah bersangkutan. Juga harus dilihat peranan Vulkanisme di daerah tersebut. Sebagai contoh, tentunya dapat diterima bahwa magma yang terdapat pada sistem gunung api relatif lebih dangkal dibandingkan dengan daratan bukan gunung api.

    Pada sistem geotermal, magma merupakan Heat Source dari Reservoir. Kedalaman magma ini bisa 10 km di bawah permukaan laut, tetapi tentunya bisa lebih atau mungkin malah kurang dari itu, bergantung pada Setting Geologinya apakah daerah tersebut berada di active margin, mid oceanic ridge, continental rift, active volcanic island, dll. Namun demikian, mengidentifikasi kedalaman magma sangat sulit dilakukan.

    Dalam Teknik Geotermal, yang menjadi fokus bukanlah seberapa dalam Heat Source-nya, tetapi seberapa dalam Reservoir-nya. Untuk daerah high terrain seperti umumnya di Indonesia, Reservoir Geotermal (top of reservoir) ditemukan pada kedalaman sekitar 1-3 km TVD (true vertical depth).

    Demikian, semoga berguna.
    Wassalam.

    ReplyDelete
  3. waw,,, new solution for better future...
    I don't know about geothermal in advance, but since I read your blog, I could imagine, how important it is!


    thank u.... :)

    ReplyDelete

Terima kasih telah meninggalkan komentar, semoga menjadi bacaan yang bermanfaat.