Monday, May 24, 2010

Payungku, Temanku...

7 Mei 2010, Pukul 19.00
Di Sebuah Pusat Perbelanjaan (Plaza) Di Kota Bandung

Keluar dari pintu mall, cuaca ternyata tidak bersahabat. Gerimis tadi sore belum kunjung reda. Malah sekarang berubah menjadi hujan yang lumayan lebat. Niatku untuk segera beranjak dari gedung megah ini pun tertahan di pelataran pintu masuk. Kuputuskan untuk menunggu hujan reda di pelataran ini, mudah-mudahan tidak lama. Udara dingin ini sungguh menusuk tulang, untungnya ada selembar sweater yang membungkus badanku.

Tapi, satu pemandangan di depan pintu mall mengusik lamunanku. Beberapa anak kecil berjejeran di sana sambil mengenakan payung. Kutaksir umur anak-anak ini bervariasi, antara 6 hingga 9 tahun. Mataku tertuju kepada salah satu anak  perempuan yang mengenakan rok warna merah. Dapat kupastikan itu seragam sekolahnya, SD tentunya. Namun bukan rok merah itu yang mengusikku lamunanku, melainkan apa yang mereka lakukan. Mereka dengan sabar berjejer beberapa langkah di depan pintu mall dan di bawah guyuran hujan sambil melawan dinginnya malam hanya untuk satu hal, yaitu menanti orang-orang yang keluar dari dalam mall yang mungkin akan memakai payung mereka dan memberi mereka 1000 rupiah sebagai tanda terimakasih. Dan ketika seseorang memakai payung mereka, mereka akan berjalan di samping orang tersebut, menemani orang yang memakai jasa payung mereka itu, dan untuk itu mereka sendiri harus hujan-hujanan tanpa payung. Bisa dibayangkan dingin yang mereka hadapi. Aku berharap daya tahan tubuh mereka cukup kuat untuk melindungi mereka dari demam atau sakit yang mungkin timbul.

Kembali ke lamunanku, ketika mataku tertuju kepada anak perempuan yang mengenakan rok sekolah berwarna merah, pikiranku menerawang membayangkan kembali rentang peristiwa antara 15 hingga 18 tahun yang lalu. Mengingat kembali apa-apa saja yang ku lakukan ketika masih seumuran mereka. Setiap pagi aku berangkat ke sekolah berjalan kaki bersama teman-teman. Pulangnya pun kami juga berjalan kaki bersama-sama. Dan di sekolah kami belajar bersama dan bermain bersama. Bahkan sepulang sekolah pun, kami juga masih bermain bersama. Aku masih ingat permainan kelereng, main layangan, main gambar, main tembak karet, main petak umpet (hide and seek), dan berbagai permainan anak-anak lainnya. Seterusnya setiap hari kecuali hari Minggu, sekitar setengah jam sebelum maghrib aku bersama teman-teman berangkat pergi mengaji belajar Al Quran ke TPA. Sepulang dari TPA, kami pulang ke rumah masing-masing dan berkumpul bersama keluarga.  Di keluargaku, biasanya semua anggota keluarga berkumpul menyempatkan diri menonton televisi  terlebih dahulu sebelum berangkat tidur.

Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku. Menyadari kenyataan bahwa meskipun aku berasal dari keluarga sederhana, ternyata masa kecilku jauh lebih beruntung dari anak-anak ini. Menyadari keadaan bahwa anak-anak ini tidak seharusnya berjejer di sini dalam keadaan seperti ini. Bahwa seharusnya anak-anak ini, malam ini, mesti berada di rumah dalam kehangatan di bawah naungan keluargnya. Mereka masih sangat butuh lingkungan yang sangat kondusif untuk belajar dan bermain. Tapi itulah kenyataannya sekarang, mereka berada di jalanan malam-malam seperti ini di bawah guyuran hujan demi memperoleh lembaran rupiah. Dan ketika kembali melihat gadis kecil ber-rok merah tadi, aku memanjatkan doa kepada Yang Maha Pencipta: “Ya Allah Yang Maha Suci, berikanlah masa depan yang baik kepada anak-anak ini. Tuntun dan lindungilah mereka dalam jalan-Mu agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”.
---------------------------------------------------


Pengalamanku di atas hanyalah satu diantara sekian banyak potret kesenjangan sosial, ekonomi, bahkan pendidikan di sekeliling kita. Aku berniat, jika Allah menunjukkan jalan, suatu saat aku ingin membantu anak-anak seperti ini. Bukan dengan cara instan dengan memberi mereka 500, 1000, atau 2000 rupiah, melainkan dengan suatu sistem yang dapat memberdayakan, mendidik, dan menggali potensi serta kreatifitas mereka.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan komentar, semoga menjadi bacaan yang bermanfaat.