Sunday, May 9, 2010

Fisika Statistik Tawarkan Pemahaman Terhadap Moral Behavior


Tampaknya terlihat sedikit aneh jika seorang fisikawan mengkaji permasalahan moralitas dalam perilaku. Bidang ini pada umumnya merupakan lahan kajian ilmu psikologi. Akan tetapi, itulah yang dilakukan ETH di Zurich, Switzerland. Dipimpin oleh Helbing, penelitian ini menggunakan teori permainan untuk mengkaji bagaimana sikap moral (moral behavior) muncul pada interaksi dengan tetangga (di sini tetangga diartikan sebagai orang terdekat dalam berinteraksi). Walaupun sikap moral dibangun dari interaksi individu dengan masyarakat secara keseluruhan, kelompok Helbing menemukan bahwa terdapat peluang interaksi dengan individu terdekat dapat mengarahkan pengembangan sikap moral.

Fisikawan mempertimbangkan perbedaan sikap dalam masyarakat, termasuk mereka yang bekerjasama dengan sistem, penegek hukum yang tidak bekerjasama dengan sistem (moralis), manusia bebas yang mengabaikan kepentingan umum, dan bahkan manusia bebas tak bermoral yang menghukum (menganiaya) manusia bebas lainnya. Dalam rangka menyiapkan eksperimen, fisikawan menciptakan kisi persegi (square lattice) puluhan ribu titik, yang merepresentasikan semua individu. Ada 4 strategi yang mungkin diadopsi setiap titik: 1) bekerjasama tanpa menghukum si manusia bebas, 2) bekerjasama dan menerapkan kerjasama melalui hukuman, 3) mengambil keuntungan dari si manusia bebas tanpa menghukum orang lain, 4) mengambil keuntungan dari si manusia bebas dan menghukum orang lain yang tidak bekerjasama.

Physics World melaporkan tentang proses yang diikuti oleh simulasi komputer untuk menentukan evolusi perilaku (moral behavior).

Awalnya, keempat strategi terdistribusi secara acak diantara semua individu dan sistem berkembang untuk menemukan perilaku mana yang akan menang dalam jangka panjang. Evolusi ini dipengaruhi oleh tiga variabel: 1) denda yang menghukum si manusia bebas, 2) biaya administrasi hukuman, 3) dan faktor sinergi yang mengatur seberapa banyak jumlah kontribusi individu yang dapat ditingkatkan oleh aksi kolektif.

Program komputer mengambil individu secara acak dan menghitung seberapa banyak jumlah mereka yang mendekat secara relatif terhadap keempat tetangga terdekatnya, dan mempertimbangkan strategi yang digunakan oleh tetangga masing-masing. Metode ini selanjutnya diulang oleh tetangga mereka secara otomatis. Strategi yang digunakan oleh masing-masing individu selanjutnya dimodifikasi, dan hasilnya menunjukkan keberhasilan pada tetangga-tetangga mereka. Sehingga, setiap individu bisa meniru individu lain yang lebih baik dari mereka.

Saintis melakukan simulasi ini dengan 10 juta iterasi, dan mereka heran ketika menemukan bahwa jika hukuman itu tidak cukup memadai untuk individu, akhirnya semua orang akan menjadi manusia bebas. Tetapi fisikawan juga melihat sesuatu yang berbeda: interaksi dengan tetangga dalam situasi dimana hukuman yang diberikan memadai akan menyebabkan peniruan kinerja yang lebih baik, menciptakan kelompok-kelompok kerjasama dan perilaku moralis, bahkan ketika dikelilingi oleh manusia bebas sekalipun. Interaksi tertutup dan skala yang lebih kecil dan lebih individual memunculkan fondasi pengembangan moral yang lebih besar dibandingkan interaksi jauh (distant interactions) pada skala yang lebih luas, seperti dalam masyarakat.

Simulasi teori permainan ini menunjukkan bahwa perilaku moral berkembang dari interaksi individu. Selanjutnya Helbing dan timnya harus menguji bagaimana teori itu bisa bekerja dengan manusia nyata.


Diterjemahkan dengan pengeditan seperlunya dari laman:
www.physorg.com/news192381642

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah meninggalkan komentar, semoga menjadi bacaan yang bermanfaat.